Berlatih untuk Berlogika
- Melindungi diri dengan berlogika
Manusia adalah makhluk yang logis.
Hal ini tidak salah namun juga tidak sepenuhnya benar.Berfikir perlahan lebih
baik daripada berfikir cepat manusia tidak dapat dikatakan sebagai makhluk yang
sepenuhnya logis karena cara bekerja bawaan otak manusia cenderung instan, Dangkal,
dan umumnya dipengaruhi oleh emosional. Cara kerja ini disebut dengan pemikiran
sistem satu atau berfikir cepat. Sistem satu mengambil kesimpulan atas
informasi yang kita terima secara serta Merta. Dapat kita simpulkan bahwa
sistem satu adalah pemikiran yang terjadi dalam sekejap. Cara berfikir ini
lebih dominan di otak manusia, seringkali tanpa sadar kita menggunakan nya
ketika hendak melakukan penilaian yang lebih rumit. Akibatnya, kualitas
keputusan yang kita hasilkan tidak akan baik. Kita tidak dapat mengandalkan
sistem satu untuk menghasilkan keputusan yang logis. Untungnyaa manusia juga
memiliki kemampuan untuk berfikir secara mendalam dan berhati hati serta
membutuhkan usaha ekstra. Pemikiran tersebut adalah sistem dua atau berfikir
perlahan.
Hubungan antara pemikiran sistem satu dan
sistem dua ibarat hubungan antara gajah dengan manusia yang menjadi
penunggangnya. Sebagai cara berfikir yang bersumber dari insting dasar, sistem
satu lebih dominan dan kuat, seperti gajah yang memiliki tubuh serta tenaga
yang besar. Namun, dengan latihan dan pembiasaan yang berulang, sistem dua yang
awalnya lemah dapat mengendalikan pemikiran sistem satu, layaknya kusir yang
dapat mengarahkan enggak aja sesuai hendaknya. Berikut adalah contoh
peningkatan kualitas keputusan yang terjadi ketika kita mengganti pemikiran
sistem satu dengan sistem dua:
- Membiasakan bertanya untuk berfikiran kritis
Bagian besar dari berfikir kritis
adalah cara mengelola informasi yang kita terima, baik melalui bacaan,
tontonan, atau pernyataan lawan bicara. Pengaruh dari kebiasaan berfikir dengan
sistem satu dapat mengakibatkan kita terburuburu mengambil keputusan atau
membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut. Agar dapat bersifat kritis,
kita harus memastikan bahwa kita cukup mengerti topik yang dibicarakan bahwa
kita memiliki Pemahaman yang sama dengan pembuat pernyataan tentang topik
tersebut. Oleh karena itu, sebelum
bereaksi kita harus menanyakan dua hal tersebut:
• Definisi
Caranya kita harus perhatikan kalimat
yang kita baca atau kita dengar. Apakah kita sudah memahami arti dari setiap
kata yang menyusun kalimat tersebut atau kah belum? Jika belum, maka tentu saja
kita tidak dapat menyusun tanggapan yang baik. Dalam situasi seperti ini, yang
harus kita lakukan pertama Tama adalah mengidentifikasi kata kata kunci dalam
kalimat yang bersangkutan, sehingga Pemahaman kita sama dengan Pemahaman sih
pang gua pernyataan. Hal ini akan menyadari terjadinya kesalahpahaman dan
memastikan terjadinya diskusi yang Produktif.
• Konteks
Jika definisi berhubungan dengan arti
dari sebuah kata atau frasa, maka konteks berhubungan dengan alasan atau latar
belakang di balik munculnya sebuah pernyataan. Konteks dapat berupa kejadian
kejadian terkini, terpercaya, ataupun faktor faktor lain yang mendorong seorang
untuk melontarkan pertanyaan tertentu. Selain menghindari kesalahpahaman,
mengetahui konteks juga menjadi penting untuk bersikap atau menyusun respon
yang tepat Sasaran.
Manfaat lain dari
kebiasaan bertanya
Selain memperjelas arah pembicaraan
yang memperkuat dasar dari tanggapan yang kita bentuk, kebiasaan bertanya juga
dapat pelatih kita menjadi seorang pemikir kritis yang bertenggang rasa. Dengan
bertanya, kita menunjukkan kita ingin memahami presepsi dan apa yang menjadi
perhatian lawan bicara kita, dengan membuka hanya ingin menang sendiri. Kita
sejalan dengan prinsip berfikir kritis yang bertujuan mencari kesimpulan baik
bukan menunjukkan siapa yang lebih pintar.
Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua orang merasa nyaman ketika
kita mempertanyakan maksud atau posisi mereka. Di sinilah kita perlu mengingat
bahwa berfikir kritis adalah aku tivitas sosial, sehingga dalam menerapkan nya
kita juga perlu memperhatikan hubungan kita dengan orang lain. Selain itu jika
seorang merasa tidak nyaman dengan pernyataan kita, ada kemungkinan ia justru
akan menutup diri dan menghindar dari diskusi yang lebih lanjut. Dengan
memperhatikan pemilihan kata dan ada bicara kita dapat menunjukkan bahwa kita
menghargai lawan bicara sehingga mereka akan lebih bersedia untuk membuka diri.
Jika kita sudah memahami pentingnya kebiasaan bertanya dari Sisi pengalihan
informasi sekaligus menghargai lawan bicara, maka kita siap untuk mempelajari
konsep konsep ketrampilan berfikir kritis selanjutnya seperti argumen,
penawaran, dan kesesatan logika.
Komentar
Posting Komentar